Detail Cantuman Kembali
Penerapan integrasi model pengukuran kinerja balanced scorecard dan model European foundation for quality management (EFQM) di Universitas Widya Kartika
ABSTRAK
Pengukuran kinerja dengan dengan menggunakan konsep EFQM dan konsep BSC sudah cukup lama dikenal dan telah banyak digunakan. PEngembangan model untuk mendapatkan model pengukuran kinerja terus dilakukan untuk mendapat model yang semakin baik. Peluang mengintegrasi dua buah model menjadi alternative yang baik untuk dikembangkan.
Pengintegrasian model BSC dan model EFQM dilakukan untuk mendapatkan model alternative yang mampu membarikan hasil pengukuran yang lebih baik. Langkah awal yang dilakukan adalah mengevaluasi kelebihan dan keterbatasan dari masing-masing dilakukan. Evaluasi ini terkait pengadopsian kelebihan yang dimiliki masing-masing model untuk dapat menutui keterbatasan yang dimiliki model yang lain. Penggunaan scorecard BSC diharapkan mampu mengurangi unsur kualitatif yang dimiliki konsep RADAR milik model EFQM.
Model integrasi yang telah dikembangkan diterapkan pada Universitas Widya Kartika . Bobot pengukuran yang digunakan merupakan bobot dari EFQM. Hasil pengukuran kinerja pada periode 2006-2007 menunjukan angka kinerja total sebesar 2.021 dengan rincian nilai enablers sebesar 2.5837 (nilai Leadership sebesar 2.5335,nilai policy and strategy sebesar 2.85, nilai people sebesar 2.9335, nilai partnership and resources sebesar 1.95 , dan nilai processes sebesar 2.65) dan result sebesar 1.4575 (nilai customerresult sebesar 1.75, nilai people result sebesar 1.75, nilai society result sebesar 1.1875, dan key performance result sebasar 1 ). Nilai kinerja ini masih buruk. Kinerja yang buruk ini perlu diperhatikan dan dilakukan perbaikan. Hasil pengukuran kinerja ini menggunakan range skor 1 sampai 5.
Prioritas perbaikan perlu dilakukan untuk mendapatkan langkah perbaikan yang paling baik untuk dilakukan. Prioritas perbaikan dipilih dengan menggunakan metode QFD. Sebelum menggunakan metode QFD dilakukan analisis penyebab untuk dapat menentukan usulan-usulan perbaikan yang sebaiknya dilakukan. Pengolahan yang dilakukan membedakan anatara perbaikan untuk enablers dan result. Hasil pengolahan dengan menggunakan QFD dilakukan beberapa usulan untuk perbaikan enablers sarana prasarana, penambahan kegiatan gathering yang diadakan dan konsistensi pemberian kompensasi pada staf. Usulan perbaikan untuk result adalah kegiatan promosi yang selektif, peningkatan jumlah kerjasama, penambahan jumlah program prodi, penambahan devisi dan penambahan jumlah dosen senior. Prioritas-prioritas perbaikan tersebut sebagian sudah diimplementasi Universitas Widya Kartika. Hal ini menunjukan bahwa manajemen universitas mempunyai kesamaan pemikiran dengan penelitian ini.
Perbaikan yang dilakukan yaitu: kegiatan promosi yang selektif dengan menaikan harga formulir dan mengurangi kegiatan promosi yang berlebihan, konsistensi pembenahan sarana prasarana dengan menambah fasilitas-fasilitas dan memperbaiki tampilan informasi di website, konsisten memberikan kompensasi kepada staf, dan peningkatan kerjasama dengan terus melakukan penambahan kerjasama terutama dengan perusahaan yang concern dengan pendidikan. Perbaikan yang masih dalam proses yaitu penambahan jumlah gathering yang diadakan, penambahan jumlah program prodi, penambahan devisi, dan penambahan jumlah dosen denior dengan melakukan perekrutan dosen terutama dosen yang berijasah S3.
Key words: balanced scorecard, European Foundation For Quality
Ivan Laksmono (6043804) - Personal Name
2008
SK Lak 003 2008
SK Lak 003 2008
Text
Indonesia
Universitas Widya Kartika
2008
Surabaya
xxviii, 331 hal.; 29 cm
LOADING LIST...
LOADING LIST...