Detail Cantuman Kembali

XML

Analisis Kinerja Reksadana Saham Dengan Menggunakan Metode Sharpe, Treynor, dan Jensen Pada Bursa Efek Indonesia Periode 2013-2016


Umumnya dalam reksadana, pemodal tidak langsung menginvestasikan uangnya untuk membeli efek di pasar modal, melainkan mereka membeli produk reksadana yang dikelola oleh manajer investasi. Manajer investasi inilah yang akan mengelola dana-dana yang dihimpun dari pemodal. Manajer investasi memprediksi dan mengkalkulasi reksadana dapat menggunakan metode Sharpe, Treynor, dan Jensen. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kinerja reksadana saham dengan metode Sharpe, Treynor, dan Jensen serta mengetahui perbandingan kinerja reksadana saham dengan kinerja benchmark pada periode penelitian. Kinerja benchmark pada penelitian ini menggunakan IHSG dan BI rate. Populasi dalam penelitian ini meliputi seluruh reksadana saham yang terdaftar dan aktif di Bareksa sampai tanggal 31 Desember 2016 yang berjumlah 49 reksadana saham. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling dan diperoleh 31 reksadana saham sebagai sampel penelitian. Hasil penelitian ini menunjukkan di tahun 2013 berdasarkan metode Sharpe terdapat 17 reksadana outperform, metode Treynor terdapat 6 reksadana outperform, dan metode Jensen terdapat 7 reksadana outperform. Pada tahun 2014 berdasarkan metode Sharpe terdapat 27 reksadana outperform, metode Treynor dan metode Jensen terdapat 25 reksadana outperform. Pada tahun 2015 berdasarkan metode Sharpe terdapat 20 reksadana outperform, metode Treynor dan metode Jensen terdapat 14 reksadana outperform. Pada tahun 2016 berdasarkan metode Sharpe terdapat 18 reksadana outperform, metode Treynor terdapat 9 reksadana outperform, dan metode Jensen terdapat 8 reksadana outperform. Sehingga dapat disimpulkan bahwa metode yang baik digunakan di Indonesia dalam pemilihan reksadana saham adalah metode Treynor dan Jensen.
SK.AK Ind 191 2018
SK.AK Ind 191 2018
Text
Indonesia
Universitas Widya Kartika
2018
Surabaya
LOADING LIST...
LOADING LIST...